OTHERS
Daftar pertanyaan yang sering diajukan oleh klien kami terkait layanan, model kerjasama hingga informasi umum lainnya mengenai Softwareseni.
Referensi konkrit yang Softwareseni sediakan untuk membantu Anda menemukan jawaban atas pertanyaan dan kebutuhan digital Anda.
Rincian kebijakan Softwareseni terkait dengan penggunaan, pengungkapan, penyimpanan, penghapusan, pengiriman dan/atau perlindungan Informasi Pribadi milik klien kami.
ABOUT US
Tentang Softwareseni
Softwareseni adalah salah satu Software House dengan compliance terbaik yang ada di Indonesia. Softwareseni juga merupakan perusahaan konsultasi IT yang melayani jasa pembuatan software, maintenance website, aplikasi serta IT developer outsourcing. Berawal dari 2013 dengan klien Australia dan berkembang ke berbagai negara, hingga di 2017 Softwareseni mulai mengerjakan berbagai project digital untuk perusahaan Indonesia.
Indonesia
© 2022 SoftwareSeni all rights reserved.
Blog
Tech
Web App Atau Mobile App?
Jelajahi lebih jauh berbagai layanan otomotif kami di sini!
MULAI
MULAI
Tech
Dec 20, 2023

Web App Atau Mobile App?

PENULIS
Rian Romadhon
BAGIKAN ARTIKEL INI

Sebagai perusahaan pembuat Software, sering kali SoftwareSeni mendapatkan request untuk membuat web app atau mobile app. Namun, ketika SoftwareSeni bertanya, apakah perusahaan atau bisnis yang akan atau sudah dijalankan tersebut memiliki website? Jawabannya cukup variatif. Ada yang ya. Dan, banyak juga yang tidak.

Apakah mobile app itu lebih penting daripada web app? Kenapa mobile app lebih diinginkan?Apakah web app saja tidak cukup?

Nah, untuk kamu yang sedang berencana untuk membuat website atau mobile app untuk perusahaan, artikel ini akan membantu untuk memutuskan. Apakah yang kamu butuhkan adalah web app atau mobile app, atau keduanya?

Mungkin kamu akan bertanya-tanya, kenapa perusahaan SoftwareSeni mau membahas ini. Padahal, SoftwareSeni tinggal buatkan saja, asal klien mau bayar. Memang betul seperti itu. Tetapi, SoftwareSeni bukanlah sebuah perusahaan yang “ya sudah yang penting cuan”.

SoftwareSeni ingin memastikan klien mendapatkan produk software yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan dapat secara optimal digunakan. Bukan cuma sekadar untuk keren-kerenan saja. Memberikan value lebih kepada klien dengan memberikan beberapa perspektif mengenai teknologi dan bisnis akan menciptakan keselarasan frekuensi antara SoftwareSeni dan klien.

Sudah berhenti bahas tentang SoftwareSeni nya. Yuk mari bahas topik utama artikel ini! Sebenarnya, dari tujuan pembuatan web app atau mobile app saja sudah berbeda. Web app memiliki tujuan untuk meningkatkan akuisisi user pada aplikasi. Sedangkan, mobile app memiliki tujuan untuk meningkatkan engagement user dengan aplikasi.

Nah, coba deh, untuk perusahaan yang baru merintis dan belum memiliki cukup banyak user yang menggunakan aplikasi, menurutmu lebih cocok pakai web app atau mobile app hayo? Tulis di kolom komentar, ya! HehehePembahasan akan dimulai dari web app.

Kenapa Web App?

Kemajuan teknologi yang begitu pesat sudah memberikan dampak positif yang cukup signifikan bagi bisnis. Sejak dikenalkannya teknologi internet kepada masyarakat luas, website semakin menjadi hal yang “lumrah” untuk dimiliki. Kemudahan akses serta responsivitas web app yang semakin baik tiap tahunnya, menjadikan web app adalah pilihan yang tepat.

Dari tadi ngomongin web app melulu, sebenarnya web app itu apa sih?

Web app itu sebenarnya singkatan dari Website application. Dari namanya sendiri sudah bisa kamu tebak, kan? Masa sih belum bisa? Okey deh, baiklah kalau begitu, dijelaskan pelan-pelan ya. Website itu merupakan halaman yang dapat diakses oleh user menggunakan browser. Halaman pada website juga bisa memiliki banyak fungsi, misalnya, bisa menampilkan konten multimedia. Nah, untuk website aplikasi itu berarti halaman yang memiliki fungsi yang spesifik dan komplek yang dapat diakses menggunakan browser. Baik, via desktop maupun mobile.

Yang banyak orang salah paham yaitu web app hanya bisa optimal jika memakai desktop. Padahal tidak demikian. Justru, karena ponsel sudah menjadi kebutuhan masyarakat, kini banyak web app baik diakses menggunakan ponsel maupun desktop yang justru sama asyiknya. Apalagi sejak Google memperkenalkan Progressive Web App (PWA), wah semakin web app yang mobile-friendly.

Untuk kamu yang belum tahu Progressive Web App (PWA) itu apa, coba deh baca ulasan super lengkap SoftwareSeni tentang Progressive Web App (PWA).

Sebenarnya, kapan sih waktu yang tepat untuk lebih memilih web app instead of mobile app? Simak penjelasan berikut, ya!

1. Tahap awal pengembangan aplikasi

Pada awal pengembangan aplikasi, baik perusahaan yang menyandang status “startup”, maupun perusahaan pada umumnya, akan fokus terhadap pemberian kesan pertama / first impression kepada user. Apa lagi untuk layanan jenis baru. Melakukan delivery value harus berlangsung cepat. Bukan tanpa alasan, memberikan beban pada user untuk mempelajari fungsi aplikasi terlalu lama itu tidak baik. Bisa-bisa mereka kabur.

Terutama, pada perusahaan startup. Ketika mereka ingin melakukan “cek ombak” terkait idea yang berbentuk aplikasi, web app adalah hal pertama yang paling disarankan. Aman bagi user, aman juga bagi perusahaan startup itu sendiri. Kenapa aman? User tidak perlu mengunduh aplikasi, sehingga data user di ponsel bisa lebih terkontrol. Begitu juga bagi perusahaan startup, menganalisa data yang dibutuhkan terkait aktivitas user dalam web app adalah cukup. Apalagi jika aplikasi yang dibangun masih dalam tahap awal pengembangan.

Bicara masalah tahap awal pengembangan aplikasi, kamu harus mengenal istilah Minimum Viable Product (MVP). MVP merupakan versi awal aplikasi yang memiliki fitur yang “cukup” untuk memenuhi kebutuhan user guna mendapatkan feedback dari user untuk pengembangan aplikasi dimasa mendatang.

Kenapa web app itu cocok banget untuk membuat MVP?

Hal pertama adalah production cost. Ya, production cost yang dibutuhkan untuk membanggun web app akan lebih terjangkau dibandingkan jika membangun mobile app. Alasannya? Itu karena dalam proses software development akan terdapat tambahan tahapan mobile development dimana tahapan tersebut tidaklah murah.

Belum lagi jika kamu berniat untuk mengembangkan aplikasi Android native dan iOS native secara terpisah. Wah, akan jauh lebih mahal. Bayangkan saja, jika pada saat membangun MVP yang masih jauh dari kata sempurna saja sudah menggunakan native mobile app, butuh berapa banyak biaya hanya untuk membuat MVP nya saja? Jika biaya bukanlah masalah, maka tidak apa. Namun, jika efisiensi biaya sangat dijunjung tinggi, nampaknya web app bisa sangat membantu.

2. Exposure - Google is everything

Hampir semua orang yang menggunakan internet pasti mengenal Google sebagai mesin pencari. Bahkan, nyaris segala hal di cari via Google. Mulai dari nama gebetan, sampai UFO saja ada. Hahahaha. Nah, menariknya, jika kamu mengembangakan web app, akan lebih mudah bagimu untuk mendapatkan exposure dengan SEO.

Ya, web app itu SEO friendly!

Apalagi untuk aplikasi baru, exposure itu kan dibutuhkan sekali. Semakin banyak user yang melakukan visit ke web app kamu, semakin banyak informasi yang bisa kamu peroleh guna melakukan pengembangan produk kedepannya.

Selain itu, ada fasilitas Google Ads dimana kamu bisa beriklan dengan menyesuaikan demografi serta search term yang kamu inginkan di platform Google. Dengan memiliki web app, user yang masuk ke portal melalui iklan akan lebih cepat terkonversi. Kenapa? Mereka tidak perlu melakukan pengunduhan terlebih dahulu. Sehingga, value dari aplikasi yang kamu punya, bisa langsung dirasakan oleh user tanpa perlu menambah beban dengan mengunduh aplikasi. Gimana? Menarik ya?

Tetapi, masih banyak sekali persepsi yang memandang web app itu kuno.

Yuk simak mitos atau fakta yang berhubungan dengan web app berikut:

1. Web app itu kuno!

Ini mitos ya! Sekarang web app juga gak kalah responsif dibandingkan mobile app. Apalagi sekarang sudah memasuki jamannya mobile first world. Dimana mobile jadi yang utama. Web app pun sudah dioptimasi untuk tampilan mobile. Apalagi sejak dikenalkannya Progressive web app (PWA). Teknologi web app untuk mobile juga semakin yahud! Ehe.

2. Web app itu mahal!

Hmmmm mahal murah relatif sih. Tapi, jika kamu membandingkan antara biaya yang dibutuhkan untuk membuat web app atau mobile app, web app jauh lebih murah dari mobile app. Alasannya? Ya karena mengurangi satu tahapan development; Android / iOS development.

3. Web app itu tidak bisa di download & install!

Justru itu adalah kelebihan dari web app, user tidak perlu mendownload aplikasi jika mereka ingin menggunakannya. Kalau kamu tetap ngotot harus punya aplikasi yang bisa di download dan install dengan budget yang masih relative dibawah biaya pembuatan mobile app, tenang, berkat teknologi PWA, sekarang web app juga bisa di download. Hehehe.

Tetapi coba deh, sekarang ini itu isu keamanan data lagi jadi trend loh. User memiliki kecenderungan untuk tidak asal install aplikasi pada ponsel mereka. Namun, dengan memakai web apps, tanpa perlu download aplikasi, user sudah bisa menikmati fitur dalam aplikasi.

Oh jadi gitu, berarti mobile app itu gak penting-penting amat? Eits, bukan begitu. Di atas, sebelum masuk kebagian web app kan sudah dijelaskan jika web app & mobile app punya tujuan yang berbeda. Nah, kalau kamu sudah memiliki audience yang bisa dibilang cukup banyak, atau setidaknya sudah mendekati atau bahkan sudah memenuhi target minimal market yang kamu incar, punya mobile app itu langkah cerdas sih!

Kenapa Mobile App?

Kalo kamu memang sudah memiliki audience yang banyak, mobile app akan membantu bisnis kamu berkembang lebih cepat lagi! Sayangnya, banyak orang yang terlalu tergesa-gesa. Belum memiliki audience yang cukup, tapi sudah ingin terbang dengan mobile app. Akibatnya, mobile app sudah dibangun sepi. Tidak profitabel. Jangan sedih, jika kamu mengikuti saran dari artikel ini untuk membangun web app pada tahapan awal pengembangan aplikasi, SELAMAT!

Kok selamat? Iya, karena kamu akan memiliki database yang cukup untuk menilai tentang bagaimana user berinteraksi dengan aplikasi, hingga fitur aplikasi apa yang paling banyak diminati oleh user. Dari situ, proses pengembangan mobile app akan jauh lebih mudah. Dengan menggunakan basis web app yang sudah ada, integrasi dengan mobile app akan jauh lebih smooth. Database design juga akan lebih teratur. Lalu, apa sih keunggulan mobile app? Kok bisa meningkatkan engagement user dalam aplikasi?

1. Interactive Engagement

Mobile app mampu meningkatkan engagement dengan cara yang unik. Mulai dari gamifikasi hingga personalisasi promo pada tiap user. Tetapi, dalam melakukan promosi juga harus berhati-hati. Hindari price discrimination pada user aplikasi kamu. Apa itu price discrimination? Coba deh kamu baca artikel manfaat e-commerce.

Selain itu, mobile app juga bisa memanfaatkan fitur notifikasi pada ponsel untuk menarik perhatian user. Nah, jika notifikasi berhasil, maka user dengan senang hati akan membuka aplikasi mobile app tersebut. Biasanya, notifikasi berupa promo, diskon, news, merupakan hal yang paling dicintai user a.k.a. Netizen wkwkwkwk. Udah, segitu aja?

Eitssss jangan salah, banyak aktivitas marketing / campaign yang sedang berjalan memanfaatkan mobile app sebagai media interaktif. Mulai dari mengubah ikon aplikasi menyesuaikan event besar seperti Lebaran, Natal, HUT RI, hingga program belanja besar seperti harbolnas, mobile apps akan sangat membantu. Dengan satu hal yang perlu digaris bawahi; memiliki user yang cukup banyak.

Bagaimana bisa mengakuisisi user dengan optimal? Web app, karena itu adalah tujuannya, kan? Masih ingat? Hehehehe.

2. Mengoptimalkan fitur dalam ponsel

Masih ingat campaign goyang ponsel salah satu online market. Ponsel memiliki fitur sensor accelerometer & gyroscope dimana dapat mendeteksi “pergerakan ponsel” atas bawah kanan kiri. Nah, fitur ponsel ini yang dioptimalkan. Sehingga ketika ponsel di goyang, sensor akan mengirimkan trigger ke aplikasi mobile app untuk memunculkan aksi. Ya, kurang lebih teknisnya seperti itu.

Itu baru optimasi fitur 2 sensor pada mobile. Bayangkan saja ada berapa banyak sensor dalam ponsel. Pastianya tiap tahun makin banyak. Hehehe. Dengan mobile app kamu bisa mengoptimasi fitur dalam ponsel untuk meningkatkan pengalaman penggunaan aplikasi mobile app.

3. Meningkatkan Customer Relationship

Balik lagi ke fitur notifikasi, mobile app dapat mengirimkan notifikasi berupa pesan yang mengandung “call to action”. Maksudnya? Jadi gini loh, misalnya kamu membeli barang di mobile app e-commerce / marketplace, kamu akan mendapatkan notifikasi jika kamu belum membayar pesanan, notifikasi barang dikirim, notifikasi barang sampai, bukan? Ya kurang lebih seperti itu.

Atau mungkin jika kamu membiarkan banyak barang di keranjang tanpa check out, pasti akan mendapat notifikasi. Ya kan?

Nah, apa yang akan kamu lakukan setelah menerima notifikasi? Kamu akan check out? Atau melakukan tracking barang yang kamu beli? Intinya, mobile app mampu mambangun “komunikasi” yang lebih baik dengan user. Kenapa kok ada tanda petik? Iya,  “komunikasi” disini belum tentu berupa pesan yang blak blakan. Bisa dengan fitur notifikasi, dll. Memangnya sebagus itu ya mobile app? Gak ada mitos atau faktanya, gitu?

Kata siapa. Ehehehe. Simak beberapa mitos atau fakta dari mobile app, ya!

1. Punya mobile app itu keren, terpercaya!

Mitos sih ini. Karena tidak semua mobile app itu “keren”. Banyak aplikasi mobile app yang akhirnya nganggur di ponsel pengguna dan tidak pernah dipakai. Alasanya? Bermacam-macam. UI/UX yang buruk, fitur yang memang “jarang” dipakai oleh user, hingga banyak bug dalam aplikasi. Kok bisa?

Biaya, melakukan mobile development itu tidak murah, sayangnya banyak perusahaan yang berusaha “memangkas” biaya pada tahap ini, yang penting punya mobile app. Padahal, itu adalah tindakan fatal. Coba deh kalian membaca tentang bagaimana low-cost software development itu berbahaya!

2. Mobile app itu kekinian banget!

Fakta sih ini. Tidak perlu dipungkiri mobile-first world sudah menggiring pengembang aplikasi untuk beradaptasi dan berlomba-lomba untuk melakukan inovasi terhadap teknologi mobile app. Buktinya saja, pada sistem operasi iOS, terjadi loncatan jumlah mobile app yang hadir di app store pada tahun 2018 - 2019.

iOS | web app atau mobile app
(Sumber: Statista)

Cukup berbeda memang dengan apa yang terjadi di sistem operasi milik Google, android.

(Sumber: Statista)

Dimana justru pada tahun 2018- 2019 mengalami penurunan sebanyak 25% dari total mobile app pada play store mereka. Loh kok turun? Iya, Google melakukan bersih-bersih aplikasi pada play store. Kenapa? Banyak mobile app yang mengandung malware di dalamnya. Sehingga, Google terpaksa menyortir mobile app yang sekiranya berbahaya.

Ini menandakan bahwa Google paham betul jika ada peningkatan permintaan terhadap mobile app. Dengan begitu, Google harus memastikan user android aman dari ancaman malware yang disematkan pada mobile app “zombie” di Google play store.

3. Mobile app itu data mining!

Fakta kalau ini. Itu alasannya kenapa di artikel ini disebutkan bahwa dalam tahap awal pengembangan aplikasi, lebih baik menggunakan web app. Ketika memiliki mobile app, kamu memiliki kendali mengenai data apa yang ingin kamu dapatkan dari user. Dan ini berbahaya. Jika belum tahu data apa saja yang perusahaan kamu butuhkan untuk meningkatkan layanan, jangan berpikir untuk membuat mobile app. Jika kamu menyalahgunakan data user, kamu bisa dituntut secara hukum tentang pasal pencurian identitas.

Sekarang, data itu penting. Kamu perlu membangun kepercayaan user terhadap aplikasi yang kamu bangun terlebih dahulu. Kenapa? User akan semakin cerdas terkait apa yang akan mereka install. Selain itu, dari sisi perusahaan juga akan kewalahan dalam melakukan data management. Bukannya cost efficient, justru cost akan banyak keluar untuk memanage data yang tidak perlu. Serius, jangan coba-coba mengambil data yang tidak perlu, karena kepercayaan user yang akan jadi taruhannya.  

Lalu, apakah data mining tidak boleh? Kata siapa? Boleh kok, asalkan user tahu data apa saja yang akan kamu lihat. Sediakan saja data policy saat mereka melakukan registrasi di mobile app. Bisa juga mencantumkan akses apa saja yang harus user berikan ketika mengunduh dan menggunakan mobile app pada deskripsi di google play store atau app store. Sehingga, user akan secara sadar melakukan validasi terkait sharing data dengan pemilik mobile app.

Kenapa keduanya?

Nah, kamu sudah tahu bukan, kelebihan serta kekurangan dari masing-masing teknologi. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, kombinasi antara keduanya itu adalah keputusan yang tepat. Sekarang, lihat lah Tokopedia, Traveloka dan perusahaan startup IT yang cukup sukses di Indonesia. Rata-rata mereka mengembangkan web app terlebih dahulu jauh sebelum mereka memperkenalkan mobile app kepada user.

keuntungan bisnis dari progressive web application

Lalu, bagaimana dengan Gojek? Mereka pakai mobile app tuh. Bahkan tidak bisa menggunakan web app.

Ya jelas dong mereka menggunakan mobile app. Fitur gps kan memang menjadi syarat wajib jika ingin menggunakan layanan maps yang tersedia di ponsel kekinian kamu. Memang, laptop masa kini jupa punya gps. Hanya saja, coba deh kamu bayangkan kalau jadi driver Gojek. Bawa motor sambil buka laptop.

“Atas nama Budi?”, kata driver ojol sambil menatap layar laptop yang dipangkunya di atas motor bebek kesayangannya.

Serius, itu aneh banget. Hehehehehe.

Dengan mengkombinasikan kedua hal tersebut, kamu bisa dapat beberapa manfaat, loh!

Simak beberapa manfaat berikut:

1. Integrasi data web app & mobile app

Balik lagi pada tujuan awal dari web app & mobile app. Web app memiliki peran untuk meningkatkan akuisisi user dalam menggunakan aplikasi. Dan mobile app berperan untuk meningkatkan engagement user dalam aplikasi. Nah, dari kedua tujuan teknologi tersebut kamu bisa mengurutkan nih user flow saat menggunakan aplikasi. Jangan sampai, belum tahu tentang apa aplikasi kamu, dan fungsinya apa, user sudah dipaksa untuk mendownload aplikasi mobile app. Itu langkah yang fatal. Kecuali, aplikasi tersebut hanya bisa digunakan dalam mobile, seperti Gojek misalnya. Itu pun kamu harus membuat website yang menerangkan dengan unik dan jelas, mengapa user harus mengunduh aplikasi mobile app.

Okay, balik lagi mengenai integrasi data web app & mobile app. Ketika web app melakukan akuisisi user, web app akan menjaring informasi terkait preferensi user saat berselancar dalam aplikasi. Nah, ketika user merasa mereka butuh menggunakan mobile app, segala informasi terkait user, mulai dari history pembelian hingga preferensi informasi dalam aplikasi dapat terbaca otomatis oleh mobile app. Dengan demikian, user tidak perlu berlama-lama dalam menyesuaikan diri dalam menggunakan mobile app. User cukup melanjutkan apa yang sudah mereka lakukan di web app. Semua akan terekam di mobile app.

2. Dapat mengenal konsumen dengan lebih bijaksana

Sekarang ponsel user adalah seperti “DNA” dari user itu sendiri. Jika kamu semena-mena memaksa user untuk mendownload mobile app dengan harapan dapat “mengintip” pemilik ponsel, hati-hati loh. Kepercayaan user adalah segalanya. Dengan mudah user bisa menghapus mobile app yang terindikasi merugikan mereka. Nah, dengan web app, kamu bisa memperoleh kepercayaan user secara perlahan. Jika user percaya bahwa data yang mereka berikan “aman”, mereka akan dengan suka rela mengunduh mobile app. Dengan kepercayaan yang user berikan kepada platform yang kamu miliki, harusnya, kamu akan lebih bijak dalam mengambil data pada ponsel user. Sekali merusak kepercayaan user, habislah sudah. Apalagi sekarang, awareness terhadap keamanan data & data privacy semakin tinggi.

Lalu, bijaksana bagaimana maksudnya?

Bijaksana disini adalah user harus tahu, secara gamblang data apa saja, yang akan direkam. Jangan sampai, tanpa sepengetahuan user, kamu merekam data yang diluar lingkup kepentingan. Misalnya, ketika user menggunakan mobile app, seharusnya platform hanya merekam data yang berkaitan dengan platform. Contohnya, barang-barang favorite, kategori barang yang sering dibeli, waktu pembelian, informasi pada profile, history transaksi. Hindari akses dalam merekam suara, pesan pribadi dan informasi pribadi si pemilik ponsel.

Serius, jangan sampai masalah keamanan data & data privacy akan membungkam kamu untuk terbang lebih tinggi. Ingat, mobile app dipakai untuk meningkatkan engagement user terhadap aplikasi, bukan untuk merekam semua data user.

3. One-stop services

Ketika layanan pesan Whatsapp tidak memiliki web app yang memungkinkan pengguna mengakses layanan via desktop, banyak user yang mengeluh. Kenapa? Itu karena pada jam produktif banyak orang yang tidak berada di dekat ponsel dan cenderung lebih aktif pada desktop. Padahal, banyak user yang menggunakan Whatsapp sebagai perantara berkomunikasi dengan klien / pelanggan. Oleh sebab itu, perusahaan Whatsapp akhirnya memutuskan untuk membangun web app untuk Whatsapp. Memberikan one-stop services, dimana memudahkan user dalam menggunakan layanan aplikasi baik via ponsel maupun desktop, akan menjadi “senjata” dan nilai tambah bagi platform tersebut.

Jadi, bagaimana? Sudah ditentukan mau yang mana? Web app atau mobile app? Atau keduanya? Hehehehehe.

Kesimpulan Web App Atau Mobile App

Tidak banyak orang yang tahu, dalam membuat aplikasi itu ada tiga pilihan yang bisa di optimalkan. Mulai dari web app, mobile app, bahkan keduanya. Namun, dari ketiga pilihan tersebut, sebenarnya manakah yang terbaik? Kenapa semua sekarang berlomba-lomba membuat mobile app? Apakah itu adalah pilihan yang tepat?

Pertama, kamu perlu tahu bahwa tujuan dari membuat web app atau mobile app itu berbeda. Web app memiliki fokus untuk mengoptimalkan akuisisi user dalam aplikasi. Sedangkan, mobile app digunakan untuk meningkatkan engagement user dalam aplikasi. Coba bayangkan, aplikasi baru yang belum memiliki banyak user (sesuai dengan target market), sudah dipaksa untuk engage di mobile app. Apa akibatnya? User akan mengabaikan mobile app dalam ponsel, sedihnya lagi, mereka akan menghapus mobile app tersebut.

Nah, kalau kamu sudah tahu demikian, lebih baik fokuskan bisnis pada akuisisi user baru dengan web app. Tenang, web app bukan berarti user hanya bisa mengakses aplikasi via desktop kok. Dengan perkembangan teknologi yang signifikan, dengan metode progressive web app (PWA), teknologi web app sudah se “keren” mobile app. Tidak percaya? Coba deh baca ulasan lengkap tentang metode progressive web app (PWA).

Dengan berfokus pada akuisisi user dalam aplikasi, kamu bisa membuat peta user. Fungsinya apa? Jelas untuk memahami apa yang menjadi preferensi user. Mulai dari waktu penggunaan, hingga fitur yang paling diminati. Data ini lah yang nanti bisa digunakan dalam mengembangkan mobile app. Bayangkan jika kamu belum memiliki peta user tapi memaksa untuk membuat mobile app. Ibarat meraba-raba sambil memejamkan mata.

Tetapi, bagaimana dengan Gojek? Mereka memakai mobile app tuh. Iya, itu beda kasus. Jika aplikasi yang kamu kembangkan hanya bisa bekerja dan wajar nya bekerja dengan ponsel, maka itu sah-sah saja.

Nah, jika kamu sudah tidak bingung dalam memilih web app atau mobile app (karena mereka bukan pilihan wkwkwkwkwk), ada beberapa keuntungan, loh. Integrasi data web app dan mobile app. Selain itu, kamu pun akan lebih bijak dalam merekam data user. Kenapa? Karena kepercayaan user akan sangat berpengaruh terhadap bisnis & platform yang kamu punya. Selain itu, pengalaman penggunaan aplikasi one-stop service akan menambah nilai lebih terhadap platform yang kamu miliki.

Jadi bagaimana? Sudah siap membuat web app atau mobile app? Atau bahkan keduanya?

PENULIS
Rian Romadhon
BAGIKAN ARTIKEL INI
Jelajahi lebih jauh berbagai layanan otomotif kami di sini!
MULAI
MULAI

Let's Talk!

Punya Project atau Ingin Bekerja Sama?
Hubungi kami dan kembangkan Software impianmu, sekarang!