OTHERS
Daftar pertanyaan yang sering diajukan oleh klien kami terkait layanan, model kerjasama hingga informasi umum lainnya mengenai Softwareseni.
Referensi konkrit yang Softwareseni sediakan untuk membantu Anda menemukan jawaban atas pertanyaan dan kebutuhan digital Anda.
Rincian kebijakan Softwareseni terkait dengan penggunaan, pengungkapan, penyimpanan, penghapusan, pengiriman dan/atau perlindungan Informasi Pribadi milik klien kami.
ABOUT US
Tentang Softwareseni
Softwareseni adalah salah satu Software House dengan compliance terbaik yang ada di Indonesia. Softwareseni juga merupakan perusahaan konsultasi IT yang melayani jasa pembuatan software, maintenance website, aplikasi serta IT developer outsourcing. Berawal dari 2013 dengan klien Australia dan berkembang ke berbagai negara, hingga di 2017 Softwareseni mulai mengerjakan berbagai project digital untuk perusahaan Indonesia.
Indonesia
© 2022 SoftwareSeni all rights reserved.
Blog
Design
Tips Meningkatkan UX Produk Digital untuk Bisnis yang Profitabel
Jelajahi lebih jauh berbagai layanan otomotif kami di sini!
MULAI
MULAI
Design
Dec 20, 2023

Tips Meningkatkan UX Produk Digital untuk Bisnis yang Profitabel

PENULIS
Rian Romadhon
BAGIKAN ARTIKEL INI

Kebanyakan orang masih awam dengan istilah UX produk digital. Padahal, pengembangan UX produk digital erat kaitannya dengan keuntungan bisnis yang bisa didapatkan. Apalagi, akhir-akhir ini bisnis start-up digital sedang menjamur. Jika UX produk digital tidak di perhatikan, bisa jadi bisnis digital karam karenanya.

Di dunia startup, cerita berikut ini pasti sudah tidak asing lagi.

Anda punya ide keren untuk sebuah produk digital. Siapa yang Anda butuhkan untuk mewujudkannya?

Mungkin seorang desainer UX produk digital terlebih dahulu, yang akan mendesain dan membuatnya tampak hebat. Kemudian, developer, tentu saja, untuk membangun struktur back-end dan front-end untuk mengimplementasikan desain. Dan seorang project manager, juru kunci Anda untuk memastikan produk lahir tepat waktu dan semuanya berjalan lancar.

Intinya, Anda butuh tim penyedia jasa pembuatan aplikasi (software house) untuk menciptakan produk digital impian Anda. Kemudian, di titik tertentu, produk baru Anda yang keren diluncurkan ke pasaran dan Anda menunggu pengguna pertama untuk subscribe.

Dan Anda menunggu... 

Dan masih menunggu…

Namun sayangnya, mereka tidak mendaftar. Dan Anda akhirnya bertanya-tanya, bukan lagi 'kapan' tapi 'apakah' produk Anda akan mencapai ROI.

Apa yang Salah?

Normalnya, seseorang selalu ingin belajar dari kegagalan agar terhindar dari kesalahan yang sama di masa depan. Namun, biasanya analisis berputar di ‘apa yang salah’, tidak di ‘mengapa itu bisa terjadi’.

Kesalahan membuat rencana sasaran bisnis tidak berjalan seperti yang diharapkan. Dan ada banyak alasan mengapa itu bisa terjadi; mungkin saja pasar sudah penuh dengan kompetitor, target niche Anda ternyata tidak begitu profitabel, atau mungkin salah melakukan strategi promosi. Produk mungkin juga terlalu rumit atau terlalu abstrak bagi orang awam untuk menggunakannya - atau setidaknya untuk mulai menggunakannya. Kemudian, mungkin Anda melakukan beberapa investasi berlebih dalam teknologi - atau sebaliknya.

Misalnya, aplikasi bisa berjalan lambat ketika Anda memutuskan untuk menambah fitur animasi setiap kali tombol ditekan, atau mungkin beberapa dependencies (proses dalam coding yang punya ketergantungan ke proses lain) yang membuat aplikasi berjalan lebih lambat. Dan akhirnya, asumsi bisnis yang tidak disesuaikan dengan kebutuhan pasar mungkin menjadi alasan utama kegagalan. “Jika kami bisa dapat 100 ribu rupiah dari 10.000 user per bulan, kami sudah senang! Dan 100 ribu untuk layanan ini sudah sangat murah.” 

Asumsi semacam ini sangat beresiko —baik itu adalah layanan jenis baru atau layanan yang akan bersaing dengan kompetitor yang sudah ada di pasaran. Jika Anda menciptakan produk digital baru, Anda masih harus berkenalan dengan pasar karena orang perlu memahami seperti apa layanan yang Anda tawarkan. Juga ketika Anda menghadirkan pilihan layanan di pasar yang sudah dipenuhi kompetitor, Anda perlu meyakinkan pengguna untuk beralih ke produk Anda. Asumsi dan strategi bisnis yang salah beresiko tinggi membawa kegagalan untuk Anda.

Pada saat yang sama, kebutuhan pengguna berbeda-beda. Pengguna mungkin salah satu dari orang-orang yang memiliki 20+ aplikasi di ponselnya namun sebagian besar tidak mereka gunakan, atau orang yang tidak mengunduh sama sekali, atau seseorang yang memiliki satu aplikasi sempurna untuk setiap kebutuhan.

Walaupun demikian, dapat ditarik benang merah yang sama untuk semua model bisnis: jika mereka tidak mempertimbangkan produk digital Anda sebagai solusi dari kebutuhan mereka, mereka tentu tidak akan mau mengeluarkan uang untuk itu. Namun, jika produk Anda memberi mereka solusi terbaik, mereka akan mempertimbangkan untuk menggunakannya, dan bahkan rela membayar setiap bulannya.

Intinya, jika produk digital Anda menawarkan hal yang menarik - sesuatu yang unik.Dan bekerja lebih cepat. Juga lebih murah. Apalagi semua yang disebut di atas. Dengan kata lain, jika aplikasinya benar-benar berbeda dan menakjubkan, mereka akan membayar untuk menggunakannya.

Mengapa Itu Bisa Salah?

Mungkin saja teknologi dan desain bukanlah keahlian Anda. Tetapi, karena Anda “get what you pay for” atau mendapatkan sesuai harga yang Anda bayarkan, memilih sistem teknologi yang ingin Anda gunakan tidak boleh sembarangan dan ‘asal murah’ (baca Mengapa “Low-Cost Software Development” Bukan Ide Yang Bagus?). 

Keputusan itu akan terkait erat dengan model dan strategi bisnis yang Anda gunakan. Pertimbangan Anda harus didasari oleh untuk siapa produk digital itu dibuat, karena itu akan mempengaruhi pilihan fitur yang Anda dapat kembangkan. Dengan demikian, setiap langkah yang diambil pasti mempengaruhi laporan keuangan bisnis Anda.

Maka, setelah semua usaha yang telah Anda lakukan, seberapa sukses produk digital Anda bergantung pada keputusan bisnis yang Anda ambil. Hal tersebut seolah diamini oleh data yang dihimpun CBInsight mengenai hal-hal penyebab bisnis startup gagal.

Apakah Kesuksesan Produk Digital Hanya Bergantung kepada User Experience?

Tentu saja tidak. Ini semua murni tentang bisnis. 

Bahkan, sebenarnya produk digital itu bukanlah tujuan akhir. Tujuannya adalah memberi momentum pada bisnis —bisnis Anda lebih tepatnya— dan sebuah produk digital adalah alat untuk mencapai tujuan itu.

Alasan yang paling sering disebut sebagai faktor kegagalan startup, seperti yang ditunjukkan dalam laporan CBI, adalah bahwa tidak ada kebutuhan untuk produk itu sama sekali. Sementara jumlahnya dapat berubah dari tahun ke tahun, kurangnya kebutuhan adalah apa yang menyebabkan sebagian besar produk digital baru gagal di pasaran. 

Namun, dalam banyak kasus, masalah ini dapat diatasi dengan bantuan UX produk digital. Pertama, UX produk digital dapat membantu Anda memahami pasar dan pengguna:

  • Riset pasar & analisis persaingan 

Ada banyak bisnis dan produk digital lain di sekitar niche market Anda yang mungkin menjadi pesaing Anda. Anda harus mengenal mereka sehingga Anda dapat menentukan apa nilai jual tambahan sekaligus kelemahan produk Anda, juga dari mana Anda mendapatkan keunggulan kompetitif.

  • Riset pengguna (user research

Riset pengguna membantu Anda memahami perilaku, kebutuhan serta motivasi pengguna selama interaksi mereka dengan produk digital Anda. Riset dapat dilakukan dengan berbagai teknik, seperti: pengamatan, tugas dan analisis feedback. Data dan wawasan yang dikumpulkan dari riset pengguna akan sangat membantu bisnis Anda untuk berkembang

"Tapi saya paham betul pasar dan pengguna saya!" 

Oke, tetapi ingatlah fakta bahwa 42% startup yang gagal berdasarkan penelitian juga mengklaim hal yang sama.

Kedua, UX produk digital akan membantu untuk menemukan titik gagal produk Anda:

  • Ulasan pakar 

Metode ini terbukti sangat berguna dalam banyak situasi. Teknik ini mudah, cepat, murah, dan dapat membantu Anda memperbaiki masalah website Anda. Ada empat jenis expert evaluations: evaluasi heuristik, evaluasi optimasi konversi, audit konten, dan UX review.

  • Analisis data ongoing (misalnya dari Google Analytics atau Ahrefs)

Setiap keputusan Anda harus selalu didasarkan pada data. Informasi analitis yang Anda dapatkan dari tools seperti GA atau Ahrefs dapat digunakan untuk mendeteksi bottleneck kinerja, menemukan fitur yang tidak penting, dan mempelajari area mana yang layak untuk diberi investasi.

Dan terakhir, UX produk digital akan memandu Anda ke strategi-strategi rasional bagi bisnis untuk memenuhi kebutuhan pengguna dan meyakinkan mereka untuk membayar produk digital Anda:

  • Eksperimen Lean UX 

Istilah ini merujuk pada berbagai pendekatan gerilya atau siklus Build, Measure, Learn yang menerapkan pengujian dan eksperimen pada produk, layanan, atau seluruh sistem organisasi. Eksperimen Lean UX akan memungkinkan Anda untuk iterate lebih cepat, mengembangkan produk yang lebih baik, dan melayani pelanggan dengan lebih efisien.

  • Mengoptimalkan desain dan pengembangan pipeline dengan hanya mendesain untuk kebutuhan orang-orang yang mendorong pendapatan.

Desain UX Adalah Game Jenga

UX design adalah sebuah proses untuk menemukan keseimbangan antara user experience, profitabilitas, dan teknologi. Permainan Jenga mungkin analogi yang tepat: kadang-kadang Anda perlu mengeluarkan balok, memindahkannya ke posisi lain, atau meletakkannya di paling atas.

Dalam UX, balok-balok ini merepresentasikan banyak hal; mungkin saja itu adalah UI yang menjelaskan pada pengguna tentang sebuah produk. Terkadang, itu adalah business requirements yang tidak mungkin dipenuhi, jadi Anda harus mencari cara lain untuk tetap menghasilkan profit, meski artinya harus mengubah model bisnis. Bisa saja, itu adalah dialog dengan developer untuk menemukan kendala atau solusi development. Atau mungkin, teknologi pengganti yang dapat digunakan untuk menekan biaya atau mendorong pendapatan yang lebih tinggi.

Tips Meningkatkan UX Produk Digital untuk Bisnis yang Profitable

Ok, sampai di sini Anda mulai menyadari pentingnya review UX pada desain system produk digital atau strategi baru untuk produk digital Anda. Jika Anda ingin memiliki digital produk yang sukses, Anda harus fokus ke pemenuhan kebutuhan pengguna Anda. Berikut ini adalah beberapa cara untuk menciptakan user experience yang lebih baik, yang akan disukai oleh pengguna Anda dalam jangka panjang.

Amati dan bicara lah dengan pengguna Anda

Pertama dan yang terpenting - Anda perlu memahami bahwa Anda menciptakan produk digital untuk orang-orang, bukan untuk diri sendiri atau bisnis Anda. Tanpa dukungan dan animo mereka, kesuksesan akan jauh dari genggaman. Karena itu, jangan pernah lupa menjangkau pengguna Anda, baik yang sudah ada maupun yang potensial. 

Berikut adalah beberapa cara untuk mulai mendapatkan insight dari pelanggan Anda.

#1 Pantau dan analisis data

Dengan mendalami dan mempelajari data, Anda dapat mengidentifikasi pola-pola yang memengaruhi aplikasi Anda, terutama jika pola tersebut berefek negatif. Mulailah mengamati hal-hal seperti tingkat retensi, panjang sesi rata-rata, metrik stabilitas atau churn rate. Indikator-indikator ini dapat memberitahu Anda apakah ada sesuatu yang salah dan elemen mana yang harus Anda selidiki lebih lanjut.

Jika Anda mulai menemukan, misalnya, panjang sesi rata-rata pengguna semakin pendek. Anda harus mulai bertanya bukan hanya diri kepada Anda sendiri, tetapi juga pengguna Anda, apa alasannya.

Satu hal yang perlu diingat —jangan menganalisis data tanpa mengetahui konteksnya. Misalnya, jika Anda memiliki aplikasi berita (news feed), Anda mungkin tidak puas dengan aktivitas tinggi yang hanya terjadi selama jam pagi dan sore. Tetapi jika Anda memaklumi bahwa pengguna Anda hanya punya waktu luang di jam-jam itu untuk menggunakan aplikasi Anda; Anda tidak akan fokus pada solusi untuk melibatkan mereka sepanjang hari, tetapi cara untuk membuat konten Anda lebih menarik.

#2 Keluar dan sapa lah pengguna Anda

Mengembangkan fitur baru atau memperbaiki yang sudah ada adalah tindakan cerdas, tetapi apakah Anda yakin bahwa itu adalah yang diinginkan pengguna Anda? 

Anda hanya bisa mengetahuinya dengan bertanya pada mereka. Ada berbagai cara untuk melakukannya: in-depth user research interviews, usability testing, menganalisis umpan balik (feedback) pengguna, forum, grup Facebook atau mengirim survei pada klien Anda.

Apapun bentuk kontak yang Anda pilih, itu akan memberi Anda banyak wawasan baru, lebih dari sekadar duduk bersama seluruh anggota tim dan melakukan brainstorming sepanjang hari. Aturan pertama yang harus diingat: Anda tidak mendesain untuk diri sendiri.

Meluangkan waktu dengan mengamati dan berbicara pada pengguna Anda adalah cara terbaik untuk memahami kebutuhan mereka. Juga untuk mengetahui bagaimana mereka menilai produk Anda, dan apa yang mengganggu mereka. Ini juga cara yang bagus untuk mulai membuat growth strategy.

Jangan buang waktu. Mulailah mengajukan pertanyaan!

Fokus pada onboarding yang halus

Anda mungkin berpikir bahwa onboarding hanya beberapa layar yang menjelaskan cara kerja layanan Anda dan pengguna dapat mengetahui sisanya saat menggunakan aplikasi Anda. Di satu sisi itu benar, tetapi di sisi lain ini adalah satu-satunya kesempatan Anda untuk membuat kesan pertama terbaik (yang merupakan perasaan penting dalam hubungan manusia).

Onboarding adalah cara sempurna untuk menyampaikan pesan Anda. dan menunjukkan kepada orang-orang bagaimana aplikasi Anda dapat memenuhi kebutuhan mereka. Jika pelanggan Anda tidak mengerti bagaimana mereka harus menggunakan aplikasi Anda dan apa saja fitur inti yang ada, satu kali kesempatan Anda akan terbuang dan yang bisa lebih menyakitkan, orang-orang mungkin akan menyebarkan kesan buruk yang Anda buat.

Overview fitur dari salah satu aplikasi pengantar makanan. Mereka memberi kemungkinan pengguna untuk mencari tahu lebih banyak tentang fitur-fitur di aplikasi.

Hal berikutnya adalah bagian pendaftaran (sign up), sebuah proses yang seringnya diperlukan hanya untuk mulai menggunakan aplikasi. Sebaiknya, jangan meminta pengguna untuk mendaftar dan meminta data kredensial mereka sampai benar-benar diperlukan. 

Tidak ada yang ingin membeli kucing dalam karung. Izinkan orang untuk melihat-lihat terlebih dahulu, memahami produk Anda, dan menghargai values yang sebenarnya. Setelah mereka terbiasa dengan aplikasi Anda, buat mereka tinggal lebih lama dengan menunjukkan keuntungan jika mendaftar.

Manfaatkan peluang mobile system

Konsumen kini menghabiskan 5 jam per hari di perangkat seluler mereka. Dan angka itu akan terus naik, sehingga sangat penting bagi pemilik bisnis untuk menciptakan pengalaman seluler yang tepat. Sebab, konsumen telah mengubah pemikiran mereka dari "siapa yang terbaik" ke "siapa yang terbaik, sekarang".

Selain itu, pengguna seluler menggunakan perangkat mereka pada saat-saat penting dan hanya untuk waktu yang singkat. Karenanya, pengalaman mereka perlu dipersonalisasi, efisien dan menyenangkan agar mereka tetap engage pada produk digital Anda.

Bahkan, Google telah memberi ultimatum. Pada 21 April 2015, website yang tidak “mobile friendly” akan dihukum lewat peringkat pencarian seluler yang rendah, dan dijuluki 'mobilegeddon'. Google pada dasarnya memaksa bisnis untuk memberi pelanggan apa yang mereka inginkan; relevan, dan hasil pencarian berkualitas tinggi di seluruh perangkat.

Ini artinya strategi untuk menciptakan pengalaman seluler yang sempurna harus sudah dimulai dari sekarang. Dengan mengabaikan pengalaman pelanggan seluler, Anda tidak hanya mengabaikan user experience, tetapi juga mengganggu traffic penelusuran Anda dalam SERP.

Berikut ini adalah cara-cara untuk optimasi mobile experience.

#1 Mintalah Izin

Mintalah izin akses untuk hal-hal yang sangat dibutuhkan aplikasi Anda. Jika Anda membuat aplikasi untuk menemukan tanaman, misalnya, ada baiknya meminta izin akses ke kamera. Jika itu adalah aplikasi podcast, Anda mungkin tidak perlu daftar kontak yang diimpor dari buku alamat pengguna.

Rolo Calendar dengan sopan meminta izin dan memberi penjelasan yang tepat mengapa perlu akses tertentu untuk menggunakan aplikasi.

#2 Notifikasi

Membombardir pengguna dengan pesan setiap kali sesuatu terjadi pada akhirnya akan menyebabkan frustasi dan menghapus instalan aplikasi Anda untuk selamanya. Secara default, sangat lembut dengan pemberitahuan dalam aplikasi dan biarkan pengguna memutuskan jenis peringatan apa yang ingin ia terima. Dengan cara ini, pengguna Anda akan memiliki rasa kontrol atas aplikasi Anda dan mempersonalisasikan pemberitahuan seperti yang mereka suka.

Pengguna Airbnb dapat memutuskan jenis pemberitahuan apa yang akan mereka terima dalam hal konten di berbagai perangkat .

#3 Navigasi

Buatlah aturan yang mudah, semakin sederhana semakin baik. Saat membuat navigasi, Anda harus mempertimbangkan beberapa faktor: mana dari pilihan menu yang menurut Anda paling penting, dapatkah Anda membatasi jumlah elemen hingga lima, akankah menu (dalam bentuk apa pun), akan sering digunakan oleh pelanggan Anda?

Ada banyak pola untuk dipilih, tetapi perlu diingat bahwa pengguna Anda tidak boleh merasa bingung dan selalu tahu dari titik mana mereka dapat memulai lagi dari awal. Membuat desain tetap sederhana akan mencegah pengguna merasa kewalahan dan bingung.

#4 Multichanneling/Omnichannel

Saat menggunakan produk digital Anda, yang pelanggan lakukan adalah melihat-lihat, meninjau produk, dan akhirnya membeli barang/jasa. Maka, yang harus Anda lakukan adalah memastikan perjalanan pelanggan (customer journey) berjalan sempurna di berbagai perangkat yang mereka gunakan.

Misalnya, ketika seseorang berbelanja lewat telepon selulernya tapi kemudian berganti ke perangkat desktop untuk menyelesaikan proses, dia tidak boleh mengulangi langkah yang sama atau memulai dari awal di perangkat satunya. Dia akan frustasi dan malas melakukannya.

#5 Ready-to-use Komponen dan pola

Apple dan Google membuat pedoman yang sangat komprehensif untuk pola seluler - salah satu tujuan pedoman itu adalah untuk mencegah menciptakan cara baru untuk mencapai tujuan yang sama. Karena perlu waktu untuk mempelajari pola baru, dan orang-orang terbiasa menggunakan elemen serupa yang digunakan di berbagai aplikasi, itu bukan pendekatan yang baik untuk berinovasi saat berkaitan dengan elemen standar.

#6 Jangan lupa tentang batasan seluler

Juga, ingat tentang batasan fisik yang dimiliki perangkat seluler.

Zona jempol

Anda mungkin menyadarinya, sulit untuk menjangkau elemen di area paling atas layar. Karenanya, hindari menambahkan fitur yang sering digunakan di luar zona yang mudah dijangkau dengan ibu jari.

Masalah lainnya adalah ukuran jari orang yang berbeda-beda. Mengetuk item yang salah dan kesalahan pengejaan lebih sering terjadi di ponsel daripada di laptop. Pastikan Anda siap dengan troubleshooting yang diperlukan.

#7 Gunakan animasi

Penggunaan animasi memberi banyak manfaat untuk aplikasi Anda. Diantaranya, mencegah kebingungan, meringankan beban kognitif, dan membantu untuk memahami tindakan pengguna atau sistem tanpa harus menjelaskannya melalui teks.

Elemen dalam aplikasi Anda yang harus Anda prioritaskan untuk menggunakan aplikasi adalah:

  • Transisi
  • Clickable komponen
  • Loader, menunjukkan progres dan status sistem

Contoh isyarat visual ketika pengguna melakukan tindakan di aplikasi Hive

Contoh isyarat visual ketika pengguna melakukan sesuatu

Animasi adalah cara paling ampuh untuk memancing perhatian. Tapi tidak perlu memberi animasi pada setiap elemen di aplikasi karena pelanggan mungkin malah melewatkan hal-hal yang penting.

Dan tentu saja, animasi itu menyenangkan! Bahkan sedikit modifikasi dianggap sebagai gestur baik oleh pengguna Anda, dan mereka pasti memperhatikan dan senang jika Anda menciptakan detail-detail yang manis dan menyenangkan.

Dengan menggabungkan teks dan animasi ringan, PrettyCity.io memberi hiburan sementara pengguna menunggu foto dimuat.

Google’s Material Design adalah source yang hebat untuk membantu Anda memahami prinsip-prinsip animasi dan motion secara umum. Itu adalah panduan utama Anda!

#8 Jangan biarkan aplikasi berjalan lambat

Ini adalah peraturan yang paling fundamental, loading speed aplikasi Anda harus sesuai standar. Kinerja aplikasi Anda sangat mempengaruhi kepuasan pelanggan —seperti yang dinyatakan oleh Google/SOASTA Research, jika sebuah page membutuhkan waktu lebih dari 5 detik untuk dimuat, probabilitas bouncing meningkat hingga 90%!

Meskipun penelitiannya tentang mobile landing pages, secara umum juga dapat diambil kesimpulan yang sama untuk setiap produk digital —semakin lambat aplikasi Anda, semakin banyak orang yang frustasi. Faktor lain yang mempengaruhi kinerja aplikasi adalah jumlah crashes, kelancaran animasi, dan bahkan penggunaan baterai. 

Jika dalam situasi tertentu Anda tidak dapat meningkatkan kecepatan aplikasi Anda, ingatlah untuk menunjukkan informasi yang relevan kepada pengguna seperti loader, penjelasan visual atau tekstual berlandaskan prinsip —fake it ‘till you make it.

Kesimpulannya

Ada beberapa cara untuk meningkatkan pengalaman pengguna dalam UX produk digital, tetapi untuk mulai melakukannya, Anda harus memilih area yang ingin Anda fokuskan. Beberapa perbaikan memerlukan lebih banyak waktu dan sumber daya, tetapi dengan penelitian dan anggaran yang tepat untuk inovasi, itu akan menguntungkan di masa depan. Cepat atau lambat, pengguna Anda akan bersyukur karena Anda telah menciptakan produk yang hebat dan bermanfaat.


PENULIS
Rian Romadhon
BAGIKAN ARTIKEL INI
Jelajahi lebih jauh berbagai layanan otomotif kami di sini!
MULAI
MULAI

Let's Talk!

Punya Project atau Ingin Bekerja Sama?
Hubungi kami dan kembangkan Software impianmu, sekarang!