OTHERS
Daftar pertanyaan yang sering diajukan oleh klien kami terkait layanan, model kerjasama hingga informasi umum lainnya mengenai Softwareseni.
Referensi konkrit yang Softwareseni sediakan untuk membantu Anda menemukan jawaban atas pertanyaan dan kebutuhan digital Anda.
Rincian kebijakan Softwareseni terkait dengan penggunaan, pengungkapan, penyimpanan, penghapusan, pengiriman dan/atau perlindungan Informasi Pribadi milik klien kami.
ABOUT US
Tentang Softwareseni
Softwareseni adalah salah satu Software House dengan compliance terbaik yang ada di Indonesia. Softwareseni juga merupakan perusahaan konsultasi IT yang melayani jasa pembuatan software, maintenance website, aplikasi serta IT developer outsourcing. Berawal dari 2013 dengan klien Australia dan berkembang ke berbagai negara, hingga di 2017 Softwareseni mulai mengerjakan berbagai project digital untuk perusahaan Indonesia.
Indonesia
© 2022 SoftwareSeni all rights reserved.
Blog
Tech
User Acceptance Testing (UAT) Adalah: Definisi, Tujuan, dan Proses Lengkap
Jelajahi lebih jauh berbagai layanan otomotif kami di sini!
MULAI
MULAI
Tech
Mar 10, 2025
May 19, 2025

User Acceptance Testing (UAT) Adalah: Definisi, Tujuan, dan Proses Lengkap

PENULIS
Ivan Firmansyah
BAGIKAN ARTIKEL INI

Bayangkan Anda baru saja mengunduh aplikasi perbankan terbaru, tetapi ketika mencoba fitur transfer, tiba-tiba muncul error yang membuat transaksi gagal. Kecewa, bukan? Inilah alasan mengapa User Acceptance Testing (UAT) menjadi “garansi mutu” sebelum sebuah perangkat lunak dirilis ke tangan pengguna. 

Dengan UAT, tim pengembang dan pengguna akhir bekerja sama untuk memastikan setiap fitur berjalan sesuai ekspektasi tanpa kejutan tak menyenangkan di hari peluncuran. Dalam artikel ini, kita akan membedah apa itu UAT, mengapa tahap ini krusial, serta bagaimana Anda bisa menjalankannya dengan efektif.

Pengertian User Acceptance Testing (UAT)

Pengertian User Acceptance Testing
Pengertian User Acceptance Testing

User Acceptance Testing (UAT) adalah tahap pengujian akhir dalam siklus hidup pengembangan perangkat lunak, di mana pengguna akhir atau perwakilan bisnis melakukan verifikasi terhadap aplikasi untuk memastikan bahwa semua kebutuhan dan ekspektasi terpenuhi. 

Pada fase ini, skenario pengujian didesain berdasarkan kasus penggunaan nyata sehingga hasilnya mencerminkan pengalaman sesungguhnya saat aplikasi digunakan di lingkungan produksi. UAT sering disebut juga sebagai “beta testing” atau “end‑user testing”.

Sejarah dan Asal Istilah

Sejarah acceptance testing berakar dari praktik rekayasa dan manufaktur pada pertengahan abad ke‑20, di mana acceptance trials digunakan untuk memverifikasi bahwa produk fisik mulai dari komponen mesin hingga sistem kontrol memenuhi spesifikasi kontrak sebelum diserahkan kepada pelanggan.

Pada akhir 1960‑an, Central Computer and Telecommunications Agency (CCTA) di Inggris menerapkan acceptance trials untuk sistem komputer skala besar. Mereka menguji mainframe seperti IBM 360 Model 65 dengan kriteria keberhasilan termasuk uptime minimal dan reliabilitas operasi, sebelum sistem dikirim ke pengguna akhir.

Memasuki era perangkat lunak, National Institute of Standards and Technology (NIST) merilis FIPS PUB 101 (“Guideline for Lifecycle Validation, Verification, and Testing for Computer Software”), yang memformalkan proses acceptance testing untuk perangkat lunak kustom. Dokumen ini menekankan verifikasi bahwa perangkat lunak memenuhi kebutuhan pengguna dan spesifikasi teknis sebelum disetujui oleh klien.

Istilah User Acceptance Testing (UAT) mulai populer di industri perangkat lunak pada awal 2000‑an, terutama setelah ISTQB memasukkannya dalam Standard Glossary of Terms used in Software Testing sebagai tahap pengujian formal untuk memverifikasi kebutuhan pengguna dan proses bisnis 

Seiring berkembangnya metodologi Agile dan DevOps, UAT kemudian diintegrasikan lebih awal dan bersifat iteratif dalam siklus pengembangan, sehingga umpan balik pengguna dapat diperoleh lebih cepat dan risiko peluncuran dapat diminimalkan.

Perbedaan UAT dengan Functional, Integration, dan System Testing

Jenis Testing dalam QA
Jenis Testing Fokus Utama Pelaku Waktu Pelaksanaan
Functional Testing Memastikan setiap fungsi bekerja sesuai spesifikasi teknis QA Engineer / Tester Setelah pengembangan fitur selesai
Integration Testing Verifikasi interaksi antar modul atau komponen QA Engineer Setelah modul diuji secara terpisah
System Testing Pengujian sistem secara keseluruhan dalam lingkungan terkontrol QA Engineer Setelah integration testing selesai
User Acceptance Testing Validasi kebutuhan dan ekspektasi bisnis oleh pengguna akhir End-user / Business Analyst Setelah system testing, sebelum rilis

Tujuan dan Manfaat UAT

User Acceptance Testing (UAT) memiliki beberapa tujuan kunci sebelum perangkat lunak resmi dirilis:

  1. Memverifikasi Kesesuaian dengan Kebutuhan Bisnis
    Memastikan bahwa semua fitur dan alur kerja sesuai dengan spesifikasi dan ekspektasi pemangku kepentingan (stakeholders).
  2. Mengurangi Risiko Produksi
    Menangkap dan memperbaiki defect atau kesalahan sebelum sistem dipakai secara nyata, sehingga meminimalkan gangguan operasional.
  3. Validasi Pengalaman Pengguna (UX)
    Menilai kemudahan penggunaan dan kelancaran alur kerja dari perspektif end‑user, untuk memastikan antarmuka intuitif dan bebas hambatan.
  4. Persiapan Go‑Live yang Lancar
    Mendapatkan persetujuan akhir (“sign‑off”) dari perwakilan bisnis sebagai bukti kesiapan sistem untuk di-deploy ke lingkungan produksi.

Manfaat UAT bagi Tim Pengembang

Manfaat UAT bagi Tim Pengembang
Manfaat UAT bagi Tim Pengembang

Melibatkan tim pengembang dalam UAT baik secara langsung maupun melalui feedback loop memberikan beberapa keuntungan:

  • Feedback Langsung dari Pengguna
    Developer mendapatkan insight nyata tentang bagaimana fitur dipakai dan diharapkan, sehingga perbaikan lebih tepat sasaran.
  • Peningkatan Kualitas Kode
    Dengan menemukan edge‑case atau bug yang terlewat di tahap sebelumnya, tim dapat memperbaiki root‑cause dan meningkatkan stabilitas.
  • Pengelolaan Ekspektasi
    Kolaborasi dengan pengguna akhir meminimalkan gap antara apa yang dibangun dan apa yang dibutuhkan, sehingga mengurangi scope creep.
  • Dokumentasi yang Lebih Jelas
    Hasil UAT sering kali melahirkan catatan terperinci tentang use case dan acceptance criteria, berguna untuk maintenance dan upgrade di masa mendatang.

Manfaat bagi Pengguna Akhir

Bagi end‑user atau perwakilan bisnis, UAT memberikan nilai tambah sebagai berikut:

  • Kepercayaan pada Sistem
    Partisipasi langsung dalam pengujian menumbuhkan rasa percaya bahwa aplikasi benar‑benar memenuhi kebutuhan operasional mereka.
  • Pengalaman yang Lebih Baik
    Identifikasi dan penyempurnaan alur pengguna memastikan penggunaan sistem lebih efisien dan minim frustasi.
  • Transisi yang Mulus
    Pengguna yang terlibat sejak awal merasa lebih siap saat training dan go‑live, karena mereka sudah familiar dengan sistem.
  • Pengurangan Biaya Perbaikan
    Menemukan masalah sebelum produksi menghindarkan biaya downtime dan support post‑launch yang mahal.

Dengan memahami tujuan dan manfaat UAT, organisasi dapat merancang proses pengujian yang lebih efektif, sekaligus memastikan produk yang dihasilkan benar‑benar “fit for purpose” bagi pengguna akhir.

Persiapan Sebelum Melakukan UAT

Persiapan Sebelum Melakukan UAT
Persiapan Sebelum Melakukan UAT

Berikut checklist dan langkah–langkah kunci yang sebaiknya Anda lakukan sebelum memulai User Acceptance Testing (UAT):


Definisikan Tujuan dan Ruang Lingkup UAT

  • Tujuan UAT: Verifikasi bahwa sistem memenuhi kebutuhan bisnis dan siap digunakan oleh end user.
  • Ruang lingkup: Modul, fitur, proses bisnis, dan batasan–batasan apa saja yang termasuk/excluded dari UAT.

Tetapkan Kriteria Penerimaan (Acceptance Criteria)

  • Buat daftar kriteria kuantitatif dan kualitatif yang harus dipenuhi (misalnya: respon time ≤ 2 detik, laporan X menampilkan data per bulan, dsb.).
  • Pastikan kriteria ini sudah disetujui oleh pemangku kepentingan (stakeholder).

Identifikasi Stakeholder dan Peran

  • Sponsor UAT: Siapa yang bertanggung jawab secara akhir (misalnya: Business Owner).

  • UAT Lead/Coordinator: Mengelola jadwal, pelaporan, eskalasi.
  • Tester/UAT Team: Perwakilan pengguna akhir (power user, key user).
  • Tim IT/Dev: Support teknis, perbaikan defect.

Susun Rencana UAT (UAT Plan)

  • Jadwal: Tanggal mulai, estimasi durasi tiap siklus, tanggal selesai.
  • Milestone: Kick off, review hasil setiap siklus, sign–off akhir.
  • Sumber Daya: Alokasi waktu tester, environment, perangkat keras/lunak.

Siapkan Kasus Uji (Test Cases)

  • Derivasi dari kebutuhan bisnis dan user stories.
  • Cover skenario positif (happy path) dan negatif (error handling).
  • Sertakan langkah- langkah detil, data input, hasil yang diharapkan.

Persiapkan Data Uji (Test Data)

  • Data realistis: Menyamai kondisi produksi (ukuran, variasi).
  • Data edge–case: Nilai batas, input invalid, data duplikat.
  • Anonymisasi: Jika menggunakan data nyata, pastikan privacy compliance.

Siapkan Lingkungan UAT (Test Environment)

  • Isolasi: Lingkungan terpisah dari development dan production.
  • Konfigurasi: Versi aplikasi, database, middleware sesuai build release UAT.
  • Backup & Rollback: Prosedur restore jika terjadi masalah.

Konfigurasi dan Akses Alat UAT

  • Bug/Defect Tracking: Jira, Bugzilla, atau tool lain; pastikan project dan workflow sudah siap.
  • Test Management: Zephyr, TestRail, atau spreadsheet bersama; akses sudah diberikan.
    Akses User: Akun dan hak akses untuk tester (role sesuai).

Pelatihan dan Sosialisasi Tim UAT

  • Workshop/UAT Kick–off: Jelaskan tujuan, proses, tool, dan peran.
    Dokumentasi Panduan:
    Manual singkat cara menjalankan test, logging defect, eskalasi.

Komunikasi dan Jadwal

  • Daily Stand‑up / Sync: Update progres, hambatan, rencana hari berikutnya.
  • Channel Komunikasi: Slack/Teams/email khusus UAT.
  • Reminder & Escalation: Prosedur jika ada blocker.

Management Defect

  • Prioritasi: Critical, High, Medium, Low.
  • Triage Meeting: Review defect setiap hari atau tiap siklus.
  • Retest & Closure: Prosedur validasi perbaikan.

Rencana Eskalasi

  • Tentukan alur pelaporan jika ada blocker kritis (siapa dihubungi, waktu response).
  • Buat matrix kontak (nama, peran, kontak).

Kriteria Keberhasilan dan Sign‑off

  • Daftar kriteria minimal (misal: <5 defect high severity).
  • Dokumen sign–off: form persetujuan akhir dari business owner.

Dokumentasi dan Pelaporan

  • Daily/Weekly Report: Ringkasan jumlah test case, defect, progress.
  • Test Summary Report: Hasil akhir, rekomendasi go‑live.

Simulasi atau Dry Run

  • Lakukan satu atau dua skenario secara end‑to‑end sebagai “mock UAT” untuk memastikan proses dan tool berjalan lancar.

Langkah‑Langkah Proses UAT

Langkah‑Langkah Proses UAT

Berikut urutan langkah–langkah pelaksanaan User Acceptance Testing (UAT) secara umum:

UAT Kick‑off Meeting

  • Tujuan: Menyelaraskan harapan, ruang lingkup, jadwal, dan peran semua pihak.
  • Peserta: Business Owner, UAT Lead, tester, tim pengembang, dan stakeholder terkait.

Persiapan Lingkungan UAT

  • Pastikan build yang akan diuji sudah ter‑deploy di environment UAT.
  • Verifikasi konfigurasi (database, integrasi eksternal) sesuai dengan kondisi produksi.
  • Cek akses dan akun user untuk semua tester.

Finalisasi Test Plan dan Test Cases

  • Tinjau kembali UAT Plan—ruang lingkup, jadwal, dan kriteria penerimaan.
  • Review detail Test Cases: langkah, data input, hasil yang diharapkan, dan status “ready to test”.

Distribusi dan Penjelasan Test Cases

  • Bagikan dokumen test cases ke tim tester.
  • Adakan sesi walk‑through untuk memastikan semua tester memahami skenario dan kriteria keberhasilan.

Eksekusi Test Cases

  • Tester menjalankan tiap test case sesuai langkah.
  • Catat hasil: Pass, Fail, atau Blocked.

Logging Defect

  • Untuk setiap test case gagal, buat ticket defect di tool tracking (misalnya Jira):

    • Deskripsi masalah

    • Langkah reproduksi

    • Bukti (screenshot/log)

    • Severity dan priority

Triage dan Prioritasi Defect

  • UAT Lead bersama tim melakukan triage:

    • Verifikasi reproducibility

    • Klasifikasi severity (Critical/High/Medium/Low)

    • Tentukan apakah defect harus segera diperbaiki atau ditunda

Perbaikan dan Retest

  • Tim pengembang memperbaiki defect sesuai prioritas.
  • Tester melakukan retest pada area yang diperbaiki:

    • Jika pass, tandai defect “Closed”

    • Jika masih fail, reopen defect dengan catatan tambahan

Regression Testing

  • Setelah beberapa defect diperbaiki, jalankan kembali test cases kritikal (happy path) untuk memastikan perbaikan tidak menimbulkan issue baru.

Monitoring Progress dan Reporting

  • Daily/Weekly status report:

    • Jumlah test cases executed vs remaining

    • Defect summary (opened, fixed, closed)

    • Blockers dan mitigation plan

Validasi Akhir dan UAT Sign‑off

  • Pastikan semua kriteria penerimaan terpenuhi (misal: tidak ada defect Critical/High tersisa).
  • Siapkan dokumen UAT Summary Report yang mencakup:

    • Ringkasan eksekusi test

    • Hasil defect management

    • Rekomendasi go‑live

  • Business Owner menandatangani form sign‑off.

Handover ke Operasional / Go‑Live

  • Serahkan build yang sudah disetujui ke tim release/ops.
  • Pastikan knowledge transfer dan dokumentasi tersedia untuk tim support.

Retrospective / Lessons Learned

  • Adakan sesi review untuk membahas apa yang berjalan baik dan apa yang perlu diperbaiki di UAT berikutnya.
    Dokumentasikan insight agar proses UAT semakin efektif ke depannya.

Peran dan Tanggung Jawab

Peran dan Tanggung Jawab
Peran dan Tanggung Jawab

Tim QA / Testers

  • Menyusun dan Memvalidasi Test Case
    QA engineer bertanggung jawab membuat test case dan skenario UAT yang mencakup seluruh acceptance criteria. Mereka memastikan setiap alur bisnis tertulis dengan jelas dan dapat diulang.

  • Menyiapkan Test Environment
    Meliputi instalasi aplikasi, konfigurasi data uji, serta penyiapan akses bagi perwakilan pengguna. Lingkungan ini harus meniru kondisi produksi agar hasil UAT valid.

  • Mendampingi Eksekusi
    QA memberikan panduan teknis saat eksekusi UAT, membantu mencatat defect, serta memverifikasi ulang setelah perbaikan dilakukan.

Perwakilan Pengguna Akhir (User Representatives)

  • Menjalankan Skenario UAT
    User representative (bisa perwakilan tim bisnis atau end‑user kunci) mengeksekusi skenario sesuai instruksi, dengan fokus pada alur kerja nyata.

  • Memberikan Feedback dan Verifikasi
    Setelah setiap eksekusi, mereka mencatat temuan—baik bug, ketidaksesuaian, maupun saran peningkatan UX. Feedback ini menjadi dasar prioritas perbaikan.

  • Sign‑Off Akhir
    Jika semua acceptance criteria terpenuhi, user representative memberikan persetujuan resmi (“sign‑off”), yang menandai kesiapan sistem untuk go‑live.

Manajer Proyek dan Stakeholder

  • Menyetujui Ruang Lingkup UAT
    Manajer proyek bersama stakeholder menetapkan ruang lingkup, sumber daya, dan timeline UAT agar sesuai target bisnis.

  • Memantau Progress dan Mengambil Keputusan
    Mereka memonitor status eksekusi, meninjau laporan defect, dan menentukan apakah perlu penundaan atau perpanjangan UAT.

  • Keputusan Go/No‑Go
    Berdasarkan hasil UAT dan rekomendasi tim, manajer proyek bersama stakeholder melakukan keputusan akhir untuk merilis atau menunda rilis perangkat lunak.

Dengan pembagian peran yang jelas, UAT berjalan lebih terstruktur dan kolaboratif, sehingga hasilnya dapat diandalkan dan sesuai ekspektasi seluruh pihak.

Kesimpulan

User Acceptance Testing (UAT) adalah tahap krusial yang menjembatani kebutuhan bisnis dengan kualitas teknis perangkat lunak. Melalui UAT, tim QA dan perwakilan pengguna akhir bersama‑sama memverifikasi bahwa fitur, alur kerja, dan pengalaman pengguna sudah sesuai ekspektasi sebelum sistem dipakai secara nyata. 

Proses ini tidak hanya mengurangi risiko produksi dan biaya perbaikan, tetapi juga membangun kepercayaan pengguna terhadap solusi yang dikembangkan. Dengan pembagian peran yang jelas dari perencanaan, desain test case, eksekusi, hingga sign‑off organisasi dapat memastikan transisi go‑live berjalan lancar dan minim kendala.

Jika Anda ingin memastikan setiap rilis perangkat lunak memenuhi standar kualitas dan kebutuhan bisnis, tim ahli di Softwareseni.co.id siap membantu. Mulai dari konsultasi UAT hingga implementasi end‑to‑end, kami mendukung Anda dalam setiap langkah pengembangan. Kunjungi Softwareseni.co.id untuk informasi lebih lanjut dan wujudkan rilis perangkat lunak yang andal dan memuaskan pengguna.

PENULIS
Ivan Firmansyah
BAGIKAN ARTIKEL INI
Jelajahi lebih jauh berbagai layanan otomotif kami di sini!
MULAI
MULAI

Let's Talk!

Punya Project atau Ingin Bekerja Sama?
Hubungi kami dan kembangkan Software impianmu, sekarang!