OTHERS
Daftar pertanyaan yang sering diajukan oleh klien kami terkait layanan, model kerjasama hingga informasi umum lainnya mengenai Softwareseni.
Referensi konkrit yang Softwareseni sediakan untuk membantu Anda menemukan jawaban atas pertanyaan dan kebutuhan digital Anda.
Rincian kebijakan Softwareseni terkait dengan penggunaan, pengungkapan, penyimpanan, penghapusan, pengiriman dan/atau perlindungan Informasi Pribadi milik klien kami.
ABOUT US
Tentang Softwareseni
Softwareseni adalah salah satu Software House dengan compliance terbaik yang ada di Indonesia. Softwareseni juga merupakan perusahaan konsultasi IT yang melayani jasa pembuatan software, maintenance website, aplikasi serta IT developer outsourcing. Berawal dari 2013 dengan klien Australia dan berkembang ke berbagai negara, hingga di 2017 Softwareseni mulai mengerjakan berbagai project digital untuk perusahaan Indonesia.
Indonesia
© 2022 SoftwareSeni all rights reserved.
Blog
Business
Cara Menyusun Functional Specification yang Jelas
Jelajahi lebih jauh berbagai layanan otomotif kami di sini!
MULAI
MULAI
Business
Mar 10, 2025

Cara Menyusun Functional Specification yang Jelas

PENULIS
Ivan Firmansyah
BAGIKAN ARTIKEL INI

Menyusun dokumen spesifikasi fungsional (Functional Specification Document/FSD) yang jelas dan terstruktur merupakan langkah krusial dalam pengembangan perangkat lunak. Dokumen ini berfungsi sebagai panduan utama yang menyelaraskan pemahaman antara tim pengembang, pemangku kepentingan, dan pengguna akhir mengenai fitur dan fungsi yang harus dimiliki oleh sistem yang akan dibangun.

FSD yang baik tidak hanya mendokumentasikan kebutuhan bisnis dan teknis, tetapi juga membantu mengurangi risiko kesalahpahaman, mempercepat proses pengembangan, dan memastikan bahwa hasil akhir sesuai dengan ekspektasi semua pihak yang terlibat. Dengan demikian, memahami cara menyusun FSD yang efektif menjadi keterampilan penting bagi setiap profesional di bidang teknologi informasi.

Dalam artikel ini, kita akan membahas langkah-langkah praktis untuk menyusun dokumen spesifikasi fungsional yang jelas, mulai dari identifikasi kebutuhan hingga validasi akhir, guna mendukung keberhasilan proyek pengembangan perangkat lunak Anda.

Pengertian Functional Specification

Dokumen Spesifikasi Fungsional (Functional Specification Document atau FSD) adalah dokumen formal yang merinci fungsi-fungsi yang harus dilakukan oleh suatu sistem atau komponen perangkat lunak. Dokumen ini berfokus pada apa yang harus dilakukan oleh sistem, bukan bagaimana cara melakukannya. Dengan demikian, FSD menjadi panduan utama bagi tim pengembang, desainer, penguji, dan pemangku kepentingan lainnya untuk memahami dan menyepakati fitur serta perilaku sistem yang akan dibangun.

Manfaat Menyusun Functional Specification yang Jelas

Menyusun dokumen spesifikasi fungsional (Functional Specification Document/FSD) yang jelas dan terstruktur memberikan berbagai manfaat penting dalam pengembangan perangkat lunak. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari FSD yang baik:

1. Menyelaraskan Pemahaman Tim

FSD memastikan bahwa semua pihak yang terlibat termasuk pengembang, desainer, penguji, dan pemangku kepentingan memiliki pemahaman yang sama mengenai fungsi dan fitur yang akan dikembangkan. Hal ini mengurangi risiko kesalahpahaman dan konflik selama proses pengembangan.

2. Menentukan Ruang Lingkup Proyek

Dengan mendefinisikan fitur-fitur yang akan dan tidak akan dikembangkan, FSD membantu mencegah perluasan ruang lingkup proyek yang tidak terkendali (scope creep). Dokumen ini juga mempermudah estimasi waktu dan biaya yang lebih akurat. 

3. Menjadi Acuan Pengujian

FSD menyediakan dasar bagi tim QA untuk merancang dan menjalankan pengujian yang memastikan sistem berfungsi sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Hal ini memastikan bahwa semua kebutuhan fungsional telah dipenuhi sebelum sistem diluncurkan.

4. Dokumentasi Resmi Proyek

Sebagai bagian dari dokumentasi proyek, FSD mendokumentasikan keputusan dan persyaratan yang telah disepakati, yang berguna untuk referensi di masa mendatang, termasuk untuk pemeliharaan, pembaruan, atau audit sistem.

5. Meningkatkan Efisiensi dan Mengurangi Biaya

Dengan memiliki FSD yang jelas dan terperinci, pengembang dapat menghindari kesalahan atau interpretasi yang salah saat mengembangkan produk atau sistem. Hal ini mengurangi kebutuhan akan revisi yang memakan waktu dan biaya tambahan. 

6. Memfasilitasi Koordinasi Tim

FSD dapat digunakan sebagai dasar untuk koordinasi antara tim pengembang, pengguna, dan manajemen proyek. Dokumen ini membantu memastikan bahwa semua pihak bekerja menuju tujuan yang sama dan memahami peran serta tanggung jawab masing-masing. 

Dengan menyusun FSD yang jelas dan terstruktur, tim pengembang dapat bekerja lebih efisien, mengurangi risiko kesalahan, dan memastikan bahwa hasil akhir sesuai dengan ekspektasi pengguna dan pemangku kepentingan.

  • Mengurangi risiko kesalahpahaman antara tim pengembang dan pemangku kepentingan.
  • Memastikan bahwa kebutuhan bisnis dan teknis terdokumentasi dengan baik.
  • Mempermudah proses pengujian dan validasi sistem.

Komponen Utama dalam Functional Specification

Dokumen Spesifikasi Fungsional (Functional Specification Document/FSD) merupakan panduan penting dalam pengembangan perangkat lunak, yang merinci secara jelas dan terstruktur fungsi-fungsi yang harus dimiliki oleh sistem. Berikut adalah komponen utama yang biasanya terdapat dalam FSD:

1. Tujuan dan Ruang Lingkup Proyek

Menjelaskan latar belakang, tujuan utama, dan batasan proyek. Bagian ini membantu semua pihak memahami apa yang akan dicapai dan sejauh mana sistem akan dikembangkan.

2. Pemangku Kepentingan (Stakeholders)

Daftar individu atau kelompok yang terlibat dalam proyek, termasuk peran dan tanggung jawab masing-masing. Hal ini memastikan komunikasi yang efektif dan akuntabilitas selama proses pengembangan.

3. Deskripsi Pengguna dan Persona

Mengidentifikasi siapa saja pengguna akhir sistem, termasuk kebutuhan, tujuan, dan tantangan yang mereka hadapi. Informasi ini penting untuk memastikan bahwa sistem dirancang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

4. Kasus Penggunaan dan Skenario (Use Cases and Scenarios)

Menjabarkan bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan sistem dalam berbagai situasi. Ini membantu tim pengembang memahami alur kerja dan fungsi yang diperlukan.

5. Kebutuhan Fungsional

Merinci fitur dan fungsi yang harus dimiliki oleh sistem untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan pengguna. Setiap kebutuhan biasanya dijelaskan dengan detail, termasuk input, proses, dan output yang diharapkan.

6. Kebutuhan Non-Fungsional

Menjelaskan persyaratan yang tidak terkait langsung dengan fungsi utama sistem, seperti kinerja, keamanan, skalabilitas, dan keandalan. Kebutuhan ini penting untuk memastikan kualitas dan keberlanjutan sistem.

7. Desain Antarmuka Pengguna (UI)

Menyediakan mockup atau wireframe dari antarmuka pengguna, termasuk navigasi dan elemen visual lainnya. Ini membantu tim desain dan pengembang memahami bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan sistem.

8. Aturan Bisnis

Menguraikan logika dan aturan yang harus diikuti oleh sistem, seperti validasi data, perhitungan, dan alur kerja tertentu. Aturan ini memastikan bahwa sistem beroperasi sesuai dengan kebijakan dan prosedur bisnis.

9. Asumsi dan Batasan

Mencantumkan asumsi yang dibuat selama perencanaan proyek dan batasan yang mungkin mempengaruhi pengembangan atau implementasi sistem. Ini membantu mengelola ekspektasi dan risiko.

10. Kriteria Penerimaan

Menentukan kondisi yang harus dipenuhi agar fitur atau fungsi dianggap selesai dan dapat diterima oleh pemangku kepentingan. Kriteria ini digunakan sebagai dasar untuk pengujian dan validasi sistem.

Langkah-Langkah Menyusun Functional Specification

Menyusun dokumen spesifikasi fungsional (Functional Specification Document/FSD) yang efektif memerlukan pendekatan sistematis untuk memastikan bahwa semua kebutuhan bisnis dan teknis terdokumentasi dengan jelas. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat Anda ikuti:

1. Identifikasi Tujuan dan Ruang Lingkup Proyek

Tentukan tujuan utama dari sistem yang akan dikembangkan serta batasan-batasannya. Hal ini membantu semua pihak yang terlibat memahami apa yang akan dicapai dan sejauh mana sistem akan dikembangkan. 

2. Kumpulkan Kebutuhan Bisnis dan Pengguna

Lakukan wawancara, survei, atau workshop dengan pemangku kepentingan untuk mengumpulkan kebutuhan bisnis dan pengguna. Pastikan kebutuhan tersebut spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan memiliki batasan waktu (SMART). 

3. Tentukan Kebutuhan Fungsional dan Non-Fungsional

Berdasarkan kebutuhan yang telah dikumpulkan, identifikasi fitur dan fungsi yang harus dimiliki oleh sistem (kebutuhan fungsional) serta persyaratan tambahan seperti performa, keamanan, dan skalabilitas (kebutuhan non-fungsional).

4. Deskripsikan Use Case dan Skenario Penggunaan

Buat deskripsi tentang bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan sistem dalam berbagai situasi. Gunakan diagram alur atau narasi untuk menggambarkan skenario penggunaan yang realistis.

5. Rancang Antarmuka Pengguna (UI)

Buat wireframe atau mockup dari antarmuka pengguna yang menunjukkan tata letak dan navigasi sistem. Ini membantu tim desain dan pengembang memahami bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan sistem.

6. Tentukan Asumsi dan Batasan

Identifikasi asumsi yang dibuat selama perencanaan proyek serta batasan yang mungkin mempengaruhi pengembangan atau implementasi sistem, seperti keterbatasan teknologi atau anggaran.

7. Tetapkan Kriteria Penerimaan

Definisikan kondisi yang harus dipenuhi agar fitur atau fungsi dianggap selesai dan dapat diterima oleh pemangku kepentingan. Kriteria ini digunakan sebagai dasar untuk pengujian dan validasi sistem.

8. Review dan Validasi Dokumen

Melibatkan semua pemangku kepentingan untuk meninjau dan memvalidasi dokumen spesifikasi fungsional. Pastikan bahwa semua kebutuhan telah terdokumentasi dengan benar dan bahwa semua pihak sepakat dengan isi dokumen.

Kesalahan Umum yang Harus Dihindari

Menyusun dokumen spesifikasi fungsional (Functional Specification Document/FSD) yang efektif sangat penting untuk keberhasilan proyek perangkat lunak. Namun, terdapat beberapa kesalahan umum yang sering terjadi dalam proses penyusunan FSD. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Kurangnya Keterlibatan Pemangku Kepentingan

Tidak melibatkan pemangku kepentingan sejak awal dapat menyebabkan FSD tidak mencerminkan kebutuhan dan ekspektasi pengguna akhir. Hal ini dapat mengakibatkan pengembangan fitur yang tidak relevan atau tidak sesuai dengan tujuan bisnis.

2. Deskripsi Kebutuhan yang Tidak Jelas atau Ambigu

Menggunakan bahasa yang ambigu atau terlalu teknis tanpa penjelasan dapat menyebabkan interpretasi yang berbeda di antara anggota tim. Akibatnya, implementasi fitur dapat menyimpang dari yang diharapkan.

3. Mengabaikan Kebutuhan Non-Fungsional

Fokus yang berlebihan pada kebutuhan fungsional sering kali membuat kebutuhan non-fungsional seperti keamanan, performa, dan skalabilitas terabaikan. Padahal, aspek-aspek ini sangat penting untuk keberlanjutan dan kualitas sistem.

4. Dokumentasi yang Tidak Terstruktur atau Tidak Konsisten

FSD yang tidak memiliki struktur yang jelas atau format yang konsisten dapat membingungkan pembaca dan menyulitkan proses pengembangan serta pengujian. Penggunaan template standar dan format yang konsisten sangat disarankan.

5. Tidak Memperbarui Dokumen Secara Berkala

Proyek perangkat lunak sering mengalami perubahan kebutuhan seiring waktu. Jika FSD tidak diperbarui untuk mencerminkan perubahan tersebut, maka dapat terjadi ketidaksesuaian antara dokumentasi dan implementasi aktual.

6. Mengabaikan Validasi dan Umpan Balik

Tidak melakukan review dan validasi FSD bersama tim dan pemangku kepentingan dapat menyebabkan kesalahan tidak terdeteksi sejak dini. Umpan balik sangat penting untuk memastikan bahwa dokumen mencerminkan kebutuhan yang sebenarnya.

7. Tidak Menyediakan Kriteria Penerimaan yang Jelas

Tanpa kriteria penerimaan yang spesifik, sulit untuk menentukan apakah fitur yang dikembangkan memenuhi kebutuhan yang telah ditetapkan. Kriteria ini penting untuk proses pengujian dan validasi.

8. Mengabaikan Asumsi dan Batasan Proyek

Tidak mendokumentasikan asumsi dan batasan proyek dapat menyebabkan ekspektasi yang tidak realistis dan risiko yang tidak teridentifikasi. Bagian ini membantu dalam mengelola ekspektasi dan perencanaan risiko.

Kesimpulan

Menyusun dokumen spesifikasi fungsional (Functional Specification Document/FSD) yang jelas dan terstruktur adalah langkah krusial dalam pengembangan perangkat lunak. FSD berfungsi sebagai panduan utama yang menyelaraskan pemahaman antara tim pengembang, pemangku kepentingan, dan pengguna akhir mengenai fitur dan fungsi yang harus dimiliki oleh sistem yang akan dibangun.

Dengan FSD yang baik, Anda dapat mengurangi risiko kesalahpahaman, mempercepat proses pengembangan, dan memastikan bahwa hasil akhir sesuai dengan ekspektasi semua pihak yang terlibat. Dokumen ini juga membantu dalam pengujian dan validasi sistem, serta menjadi acuan untuk pemeliharaan dan pengembangan di masa mendatang.

Butuh Bantuan Menyusun Functional Specification yang Efektif?

Jika Anda memerlukan bantuan dalam menyusun dokumen spesifikasi fungsional yang efektif atau membutuhkan tim pengembang yang berpengalaman, SoftwareSeni siap membantu Anda. Sebagai mitra pengembangan perangkat lunak terpercaya, SoftwareSeni memiliki tim profesional yang dapat membantu Anda dalam setiap tahap pengembangan, mulai dari perencanaan hingga implementasi.

Kunjungi www.softwareseni.co.id untuk informasi lebih lanjut dan konsultasi gratis.

PENULIS
Ivan Firmansyah
BAGIKAN ARTIKEL INI
Jelajahi lebih jauh berbagai layanan otomotif kami di sini!
MULAI
MULAI

Bicarakan Tantangan Anda

Kami bantu dan ubah ide menjadi solusi yang terukur dan impactful

Get In Touch

Let's Talk!

Punya Project atau Ingin Bekerja Sama?
Hubungi kami dan kembangkan Software impianmu, sekarang!